Langsung ke konten utama

*MENJADI UMAT TUHAN YANG PRODUKTIF* (2)

Baca:  Yehezkiel 17:1-24

"...Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya."  Yehezkiel 17:24

Orang percaya dikatakan  'produktif'  apabila pertumbuhan iman dan buah-buah yang dihasilkannya tampak nyata,  "Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya."  (Lukas 6:44a).  Rasul Paulus menulis:  "'Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya' dan 'Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.' Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia."  (2 Timotius 2:19-21).

     Kunci lain untuk dapat berbuah dan dipandang layak di mata Tuhan adalah jika kita menyucikan diri dari segala kejahatan.  Sama seperti ladang yang harus terlebih dahulu diolah:  dibajak, dicangkul dan digemburkan tanahnya, kita ini adalah ladang Tuhan  (1 Korintus 3:9).  Sebagai ladang kita perlu diawasi, dijaga dan dipagari agar terlindung dari serangan musuh.  Para petani atau pekerja kebun tahu musuh-musuh yang dapat merusak dan menghancurkan tanaman di ladang:  serangga, hama, tikus, belalang atau binatang buas.  Dalam kehidupan kekristenan pun ada banyak musuh yang berusaha menghambat dan menghalangi pertumbuhan rohani kita.  Musuh utama adalah Iblis, selain itu bisa juga kedagingan dengan segala keinginannya, ajaran-ajaran palsu dan sebagainya.

     Kebutuhan penting dari ladang dan tanaman untuk bertumbuh dan berbuah adalah pupuk untuk menyuburkan tanah dan juga merangsang pertumbuhan agar cepat berbuah.  'Pupuk'  ini berbicara tentang:  doa  (persekutuan pribadi dengan Tuhan dan Roh Kudus  (Efesus 6:18b), ibadah  (1 Timotius 4:7b-8)  dan firman Tuhan  (Mazmur 1:2, Yosua 1:8).  Dibutuhkan ketekunan dan kedisiplinan yang tinggi!

Tanpa mau membayar harga kita tidak akan menjadi umat Tuhan yang produktif  (bertumbuh dan berbuah).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

**UCAPAN KITA MENENTUKAN HIDUP KITA** Baca:   Amsal 21:1-31 "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."  Amsal 21:23 Serangan yang dilancarkan Iblis terhadap orang percaya di tengah kehidupan yang penuh problematika ini adalah mengontrol lidah mereka agar selalu mengucapkan perkataan-perkataan yang negatif.  Tujuannya supaya orang percaya gagal menikmati janji Tuhan.  Hal itulah yang ditanamkan Iblis pada lidah sepuluh pengintai, supaya dengan memberikan laporan yang negatif semua orang yang mendengarnya menjadi tawar hati.      Ada banyak orang Kristen hidup dalam kekalahan setiap hari oleh karena mereka tak mampu menahan lidahnya dari terus menggemakan ucapan-ucapan negatif yang menyatakan rasa takut, kuatir, ragu, tak bisa, tidak percaya dan mustahil.  Padahal firman Tuhan jelas menyatakan bahwa   "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21). ...
PENGALAMAN HIDUP BERSAMA TUHAN Baca:  Ayub 19:1-29 "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu."  Ayub 19:25 Kekristenan bukanlah sekedar liturgi keagamaan, melainkan suatu hubungan karib dengan Tuhan, pengalaman hidup pribadi seseorang bersama Tuhan hari lepas hari.  Hal inilah yang Tuhan tegaskan kepada Nikodemus:  "...sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."  (Yohanes 3:3).  Kelahiran kembali  (lahir baru)  adalah pengalaman bersama Kristus melalui jamahan Roh Kudus.  "pa da waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,"  (Titus 3:5).  Tanpa kelahiran baru, perkara rohani apa pun yang kita kerjakan takkan lebih dari sekedar kegiatan agamawi atau rutinitas.      Perny...