Langsung ke konten utama

PENGALAMAN HIDUP BERSAMA TUHAN

Baca:  Ayub 19:1-29

"Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu."  Ayub 19:25

Kekristenan bukanlah sekedar liturgi keagamaan, melainkan suatu hubungan karib dengan Tuhan, pengalaman hidup pribadi seseorang bersama Tuhan hari lepas hari.  Hal inilah yang Tuhan tegaskan kepada Nikodemus:  "...sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."  (Yohanes 3:3).  Kelahiran kembali  (lahir baru)  adalah pengalaman bersama Kristus melalui jamahan Roh Kudus.  "pa
da waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,"  (Titus 3:5).  Tanpa kelahiran baru, perkara rohani apa pun yang kita kerjakan takkan lebih dari sekedar kegiatan agamawi atau rutinitas.


     Pernyataan Ayub:  "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup,"  (ayat nas)  adalah bukti bahwa ia memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan.  Tak mungkin seseorang dapat berkata Penebusku hidup jika ia sendiri tak mengenal sang Penebus itu dengan benar.  Kalimat  'Penebusku hidup'  adalah ungkapan pengalam seseorang yang telah berjumpa dengan Sang Penebus, merasakan, mengalami dan menikmati kuasa-Nya;  dan seseorang yang telah mengenal Sang Penebus secara benar dan mengalami jamahan kuasa-Nya pasti mengalami perubahan dalam hidup:  beribadah kepada Tuhan dengan roh yang menyala-nyala  (Roma 12:11), ibadah kepada Tuhan menjadi suatu kesukaan.  "Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."  (Mazmur 122:1).

     Seseorang yang telah mengenal Sang Penebus pasti mengalami titik balik dalam hidupnya, sehingga dapat berkata,  "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."  (Galatia 2:20).  Orang percaya seharusnya berkata,  "...aku tahu: Penebusku hidup,"  karena ia telah ditebus oleh Kristus, bukan dengan barang yang fana, melainkan dengan darah-Nya yang teramat mahal  (1 Petrus 1:18-19).

Sebagai umat tebusan Tuhan wajib bagi kita untuk memberitakan kabar keselamatan kepada dunia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

**UCAPAN KITA MENENTUKAN HIDUP KITA** Baca:   Amsal 21:1-31 "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."  Amsal 21:23 Serangan yang dilancarkan Iblis terhadap orang percaya di tengah kehidupan yang penuh problematika ini adalah mengontrol lidah mereka agar selalu mengucapkan perkataan-perkataan yang negatif.  Tujuannya supaya orang percaya gagal menikmati janji Tuhan.  Hal itulah yang ditanamkan Iblis pada lidah sepuluh pengintai, supaya dengan memberikan laporan yang negatif semua orang yang mendengarnya menjadi tawar hati.      Ada banyak orang Kristen hidup dalam kekalahan setiap hari oleh karena mereka tak mampu menahan lidahnya dari terus menggemakan ucapan-ucapan negatif yang menyatakan rasa takut, kuatir, ragu, tak bisa, tidak percaya dan mustahil.  Padahal firman Tuhan jelas menyatakan bahwa   "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21). ...
*MENJADI UMAT TUHAN YANG PRODUKTIF* (2) Baca:  Yehezkiel 17:1-24 "...Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya."  Yehezkiel 17:24 Orang percaya dikatakan  'produktif'  apabila pertumbuhan iman dan buah-buah yang dihasilkannya tampak nyata,  "Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya."  (Lukas 6:44a).  Rasul Paulus menulis:  "'Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya' dan 'Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.' Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, i...